Best 47 quotes of Helvy Tiana Rosa on MyQuotes

Helvy Tiana Rosa

  • By Anonym
    Helvy Tiana Rosa

    Ada "Terima" ada "Kasih". Berbagi tak pernah boleh pergi dari diri, meski sesulit apapun kita.

  • By Anonym
    Helvy Tiana Rosa

    Aku dan kamu telah dipersaudarakan oleh huruf dan kata, paragraf juga bait, kalimat-kalimat yang kadang terlalu rumit untuk kita cerna, tapi bermukim di batin.

  • By Anonym
    Helvy Tiana Rosa

    Aku di sini kamu di sana, tapi kita tetap bisa berpelukan dalam doa dan puisi.

  • By Anonym
    Helvy Tiana Rosa

    Aku, kamu, buku itu getar yang menjalar di halaman waktu

  • By Anonym
    Helvy Tiana Rosa

    Anak adalah cindera rasa, obor asa, jejak nyata ada kita di dunia hingga surga.

  • By Anonym
    Helvy Tiana Rosa

    Angin risau dan gemerisik pepohonan mengiringi hujan jatuh di beranda rindu. Aku tergugu dalam gigil memeluk malam yang engkau.

  • By Anonym
    Helvy Tiana Rosa

    Beberapakali aku menemukan mimpiku sendiri terjerembab di depan pintu. Kuyup oleh hujan. Seperti pakaian kotor berulangkali kucuci dan kujemur di halaman luas. Pada saat saat seperti itu aku selalu ingat wajah dan matamu saat menatapku; selalu teduh dan meneguhkan. Maka aku yakin pada akhirnya jarak hanya memisahkan raga. Tapi ia tak pernah sanggup menjauhkan mimpi, imaji dan kenangan yang kita semat bersama dalam rindu yang paling diam.

  • By Anonym
    Helvy Tiana Rosa

    Bergantung pada manusia itu meresahkan. Bergantung pada Allah itu menentramkan.

  • By Anonym
    Helvy Tiana Rosa

    Berjilbab bukan berarti kita sudah baik, Jilbab hanya langkah awal kita untuk lebih dekat kepada Allah.

  • By Anonym
    Helvy Tiana Rosa

    Bulan pasi. Kuseduh kepedihan dari dua cangkir kopi. Lalu matamu bernyanyi di mataku, Badi', "Dan kematian hanyalah jalan menuju keabadian....

  • By Anonym
    Helvy Tiana Rosa

    Cinta akan membuatmu bahagia menerima ketaksempurnaan.

  • By Anonym
    Helvy Tiana Rosa

    Cinta adalah rasa yang kuucap dalam setiap desah dan cuaca, tak sampai-sampai getarnya padamu.

  • By Anonym
    Helvy Tiana Rosa

    Dahulu aku pernah menyembunyikanmu dalam baitbait puisi, membelaimu dalam rimanya yang pasi. Dahulu.

  • By Anonym
    Helvy Tiana Rosa

    Dahulu aku sering bertanya sendiri; kalau puisi itu berwujud akan seperti apakah dia? Matahari? Bulan? Bintang? Gunung? Laut? Bertahun lalu aku temukan puisi memancar mancar dari matamu, masuk ke dalam tubuhku. Seperti yang kau duga pada akhirnya aku tahu puisi tak pernah punya rupa. Ia rasa yang menggenang, meluap di jemari kenangan. Kenangan bernama engkau

  • By Anonym
    Helvy Tiana Rosa

    Dan aku tiba di sini; jalan raya yang terbuat dari parasmu. Katakatacanggung, waktu gugu. Bagaimanakah kau menerjemahkan kekosongan?

  • By Anonym
    Helvy Tiana Rosa

    Dan kerinduan pagi pada matari memberi jejak pada puisi yang resah senantiasa, memanjati dinding hari dalam dekapan memori, menanti takdir berikutnya bagi cinta tanpa spasi ini

  • By Anonym
    Helvy Tiana Rosa

    Dan pancaran matamu adalah syair ribuan hari yang menyihir airmata jadi kuntumkuntum asa. Tubuh kita menjelma rumahrumah pasi di dada jalan yang selalu setia menampung sejarah, kenangan atas perjumpaan dan perpisahan berkali kali

  • By Anonym
    Helvy Tiana Rosa

    Ini malam tak ada jejak yang membaca cinta. Rindu siapa nganga di jurang puisi?

  • By Anonym
    Helvy Tiana Rosa

    Islam itu indah. Islam itu cinta

  • By Anonym
    Helvy Tiana Rosa

    Luka bisa membuat kita lebih tahu bagaimana meneruskan langkah selanjutnya.

  • By Anonym
    Helvy Tiana Rosa

    Menjadi penulis itu tak cukup sekadar menjelma kutubuku, tetapi jadilah predator buku!

  • By Anonym
    Helvy Tiana Rosa

    Menemukanmu (lagi) tersemat di dada puisi.

  • By Anonym
    Helvy Tiana Rosa

    Mengajar adalah semacam pertunjukan yang harus menarik.

  • By Anonym
    Helvy Tiana Rosa

    Menjadi penulis itu harus serakah; serakah dalam membaca!

  • By Anonym
    Helvy Tiana Rosa

    Menulis adalah perjuangan yang paling sunyi, sebab kau benar-benar sendiri dan bergumul dengan segala.

  • By Anonym
    Helvy Tiana Rosa

    Menulis itu peduli. Menulis itu mencinta.

  • By Anonym
    Helvy Tiana Rosa

    Merasa diabaikan? Mengapa marah dan resah? Yang perlu kau lakukan hanya terus bersinar, hingga ia tak bisa tak melihat kilau itu.

  • By Anonym
    Helvy Tiana Rosa

    Mungkin seseorang masih tak tahu lirih perih dalam rintik rindu ini. Selamat malam, kamu yg berlalu dalam gerimis.

  • By Anonym
    Helvy Tiana Rosa

    Pada sebuah buku yang berbicara tentang masa depan, aku melihat wajahmu menjelma pagi yang terbit di tiap halaman bersama asaku.

  • By Anonym
    Helvy Tiana Rosa

    Pada sebuah buku yg berbicara tentang masa depan, aku melihat wajahmu menjelma pagi yang terbit di tiap halaman bersama asaku.

  • By Anonym
    Helvy Tiana Rosa

    Pada akhirnya aku terpaksa kembali pada puisi sebagai sebuah perayaan kangen berkali kali dalam hening paling bening tentangmu

  • By Anonym
    Helvy Tiana Rosa

    Pada jarak ribuan kilometer darimu kukenali aroma pagi yang senantiasa menumbuhkan niscaya. Lalu apakah arti jarak bila kau tak pernah pergi dari hati dan benak?

  • By Anonym
    Helvy Tiana Rosa

    Pagi menyelinap di jemarimu sebagai sepi yang selalu ditangkap puisi, mengabadikan sepasang jejak yang sembunyi

  • By Anonym
    Helvy Tiana Rosa

    Pahlawan adalah ia yang tak henti bergerak, yang memahat peradaban dengan hati dan perbuatan, dalam sunyi atau gempita.

  • By Anonym
    Helvy Tiana Rosa

    Pembalasan paling indah yang sangat pedih adalah lewat novel.

  • By Anonym
    Helvy Tiana Rosa

    Puisi adalah suara sekaligus kaki bagi hati.

  • By Anonym
    Helvy Tiana Rosa

    Puisipuisiku berlari dalam hujan menuju rindu paling deras; kamu.

  • By Anonym
    Helvy Tiana Rosa

    Sebab tak ada pelukan yang lebih erat dari puisi.

  • By Anonym
    Helvy Tiana Rosa

    Sejak kecil dekat dengan Allah, saat dewasa jangan pernah sedetik pun kita bergantung pada selain Allah! Ketika menulis, pena dan jemari kita gerakkan karena Allah, untuk Allah. Maka tulisan kita tak hanya jadi manfaat dan rahmat di bumi, tapi insya Allah menjelma cahaya akhirat kita.

  • By Anonym
    Helvy Tiana Rosa

    Senja yang retak. Kapalkapal berlayar membawa kenangan. Airmatamu menjelma puisi paling duri, paling angin.

  • By Anonym
    Helvy Tiana Rosa

    Seseorang memberiku gaun puisi. "Pakailah,"katanya."Kau tak kan jenuh lagi." Tetiba cuaca mesra, matari biru, aku menapak di atas laut.

  • By Anonym
    Helvy Tiana Rosa

    Seseorang telah membangun sebuah museum hujan yg megah di kota kenangan, demi menyimpan airmatanya sendiri.

  • By Anonym
    Helvy Tiana Rosa

    Siapakah yang lahir dari jari jemari puisi? Yang memetik waktu di taman kenangan? Kau hanya tersenyum menatapku sambil membujuk huruf-huruf itu untuk terus i’tikaf Lalu bait-bait menjelma udara melintasi hari-hari yang surga.

  • By Anonym
    Helvy Tiana Rosa

    Suatu masa nanti kamu akan merindukan segala kebaikan dan semua hal yang menjadikannya tak pernah sempurna dimatamu itu.

  • By Anonym
    Helvy Tiana Rosa

    Sudahkah kau minum puisimu hari ini?

  • By Anonym
    Helvy Tiana Rosa

    Tak penting kau mengerti atau tidak, tapi puisi adalah caraku membingkaimu dalam sunyi.

  • By Anonym
    Helvy Tiana Rosa

    Untuk bisa membaca banyak buku diperlukan dua hal dimana uang dan waktu tidak termasuk diantaranya. Dua hal tersebut adalah gairah dan kerendahan hati bahwa kita banyak tak tahu.